Sedotan plastik hampir semua orang yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya jutaan sampah sedotan plastik mencemari lingkungan. Sampai saat ini masih beberapa yang peduli dengan sampah sedotan plastik. Bahkan pemulungpun cenderung hanya mengambil sampah botol dan gelas plastik yang lebih mudah di daur ulang kembali. Karena itu banyak sekali sampah sedotan plastik mencemari lingkungan, terutama laut dan merusak ekosistem.
Hal ini menggugah kepedulian Bapak Ir. Joko Wahyudi, Tokoh Mojolangu yang kini menjabat sebagai Ketua Paguyuban RW Kelurahan Mojolangu dan Ketua BKM Insan Mandiri Mojolangu ini untuk membuat sebuah Gerakan Bebas Sedotan Plastik. Diskusi awal bareng Pak BM, Lurah Mojolangu menyelaraskan maksud dan tujuannya.
Pada akhirnya diawali dari pusat kuliner di Jl. Sukarno Hatta tepatnya di Bakso Damas. Pak Damas selaku ownernya sangat antusias menyambut gerakan ini, No Sampah Sedotan Plastik. Menurut Pak Damas selama ini sedotan memang menjadi sebuah alat yang membantu seseorang menikmati minuman dengan praktis dan menjadi hal yang cukup lumrah bagi masyarakat, tapi memiliki dampak buruk yang hanya diketahui sebagian dari mereka.
Bersama Common Seas, sebuah organisasi nirlaba asal Bristol, Inggris yang bekerja untuk mengurangi sampah plastik di kawasan perairan dunia, Pak Joko dan Pak Damas mulai bergerak bersama mewujudkan #NOSTRAWMOVEMENT , Gerakan Tanpa Sedotan Plastik. Gerakan ini diharapkan mengurangi penggunaan sedotan plastik agar lautan dapat bebas dari pencemaran sampah plastik sehingga masyarakat dapat lebih hidup sehat, sebab sedotan plastik membawa bahaya serius terhadap lingkungan hidup karena membutuhkan waktu yang cukup lama agar dapat terurai secara alami. Menurut Pak Bimo selaku Country Director Common Seas di Jakarta dan Miss Clara dari Kantor Pusat di Bristol, Inggris, sedotan yang sulit terdegradasi secara alami ini akan menjadi butiran kecil plastik yang disebut mikroplastik. Mikroplastik tersebar di laut dan membuat ikan – ikan menjadi tercemar dan menjadi berbahaya jika dikonsumsi manusia. Karena itu sedotan plastik menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan karena bahayanya pada lingkungan hidup. Gerakan ini mengajak warga dan pelaku usaha Bakso Damas yang mengawali ini untuk mengajak yang lainnya juga peduli dengan dampak sedotan plastik sekali pakai terhadap lingkungan.
Melalui kerjasama ini diharapkan dapat menemukan alternatif permasalahan dan regulasi yang memungkinkan warga Mojolangu dan masyarakat umum untuk mengurangi sampah plastik sehingga mereka berada dalam lingkungan yang lebih sehat. #NOSTRAWMOVEMENT